MAKALAH PENGAWETAN IKAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat
selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan
mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan
mentahnya. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami
proses pembusukan. Oleh sebab itu dilakukan pengawetan yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan
bagi bakteri untuk berkembang biak.
Pengeringan merupakan salah
satu cara pengawetan pangan yang paling tua dan paling luas digunakan. Cara ini
merupakan suatu proses yang ditiru dari alam. Pengawetan pangan dengan
pengeringan dapat dilakukan pada semua biji-bijian serelia, dan proses alami
tersebut sedemikian efisien sehingga hampir tidak memerlukan tenaga tambahan
dari manusia. Ada periode-periode tertentu dalam sejarah dengan faktor iklim
yang dapat menyebabkan biji-bijian tidak dapat kering sebagaimana mestinya.
Dengan keadaan ini, orang berusaha untuk membantu kegiatan alami ini dengan
menyediakan panas agar biji-bijian tersebut tidak rusak. Biji-bijian,
leguminosa, kacang-kacangan dan buah-buahan tertentu matang di pohon dan
mengering akibat angin dan panas. Buah-buahan lebih banyak yang diawetkan
dengan pengeringan dari pada dengan cara pengawetan pangan yang
lain.Pengeringan bahan pangan dengan matahari dapat menghasilkan bahan dengan
kepekatan tinggi dengan kualitas yang lebih tahan. Namun peradaban yang lebih
kompleks tidak demikian saja bergantung pada unsur-unsur yang tidak diramalkan
sebelumnya. Pengeringan dengan matahari tetap merupakan cara pengawetan pangan
yang terbesar.
Pengeringan yang akan dibahas
adalah pengeringan dengan proses penggaraman pada ikan. Pengeringan dilakukan
setelah proses penggaraman. Pengeringan pada ikan dapat dilakukan dengan
penggaraman/pengasinan. pengasinan merupakan cara pengawetan ikan yang
produknya paling gampang ditemui diseluruh pelosok Indonesia. Pengeringan ikan
sebenarnya tidak harus dilakukan dengan bantuan sinar matahari secara langsung
(penjemuran) karena ikan dapat dikeringkan tanpa bantuan sinar matahari secara
langsung contohnya melalui pengasapan ataupun pengovenan. Teknologi pengeringan
tanpa sinar matahari ini dapat digunakan pada semua jenis ikan air tawar maupun
ikan air laut. Yang harus diperhatikan justru kesamaan ketebalan daging ikan
dalam proses pengeringan tersebut. Karena semakin tebal daging ikan akan
membuat kecepatan pengeringan semakin lambat dan justru dapat mengurangi
kualitas dari ikan yang dikeringkan tersebut.
Ikan
hasil pengeringan tanpa bantuan sinar matahari secara langsung justru memiliki
kelebihan dibanding dengan ikan yang dikeringkan secara langsung dengan
matahari. Karena pada ikan-ikan yang dikeringkan secara langsung (dijemur)
sangat rawan terhadap serangan lalat dan kontaminasi kotoran selama penjemuran
sehingga hal ini justru dapat mempengaruhi daya simpan ikan. Bila pengeringan
dengan dijemur itu tidak sempurna justru dapat menyebabkan ikan mudah busuk
terutama karena serangan jamur, belatung dan kutu.
1.2
Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui pengertian
pengeringan dan penggaraman
- Untuk mengetahui proses dan
prinsip pengawetan dan penggaraman
- Untuk mengetahui metode yang
digunakan dalam pengeringan dan penggaraman
-
Untuk mengetahui tahapan dari proses pengeringan dan penggaraman
1.3
Rumusan masalah
- Apa yang dimaksud dengan
pengeringan dan penggaraman?
- Bagaimana proses dan prinsip
pengawetan dengan penggaraman ikan?
- Apa saja metode yang digunakan
dalam pengeringan dan penggaraman?
- Sebutkan dan jelaska tahapan dari
proses pengeringan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pengeringan dan Penggaraman
Pengeringan merupakan suatu proses metode pengawetan produk yang
pertama dilakukan oleh manusia. Selama proses pengeringan, ikan akan mengalami
pengurangan kadar air yang mengakibatkan proses metabolisme bakteri pembusuk
dalam tubuh ikan menjadi terganggu. Sehingga proses kemunduran mutu ikan dapat
dihambat atau dihentikan.
Proses pengeringan disini dapat
menggunakan sistem pengasapan dan pengovenan. Proses pengeringan dilakukan
setelah proses penggaraman. Penggaraman adalah suatu proseskegiatan yang bertujuan
untuk mengawetkan produk hasil perikanan dengan menggunakan garam. Kadar air
yang dicapai kira-kira 25%-30% agar ikan hasil pengeringan dapat awet untuk
disimpan. Hal yang harus dilakukan agar dapat menghasilkan ikan dengan kadar
air 25%-30% yaitu jangan mengeringkan ikan secara utuh tetapi belah ikan dengan
modelbutterfly (belah jadi 2) dengan ketebalan 3 cm lalu dikeringkan pada suhu
maksimal 45 derajat dengan kecepatan angin 1-2 m per detik selama 8-12 jam
Alat-alat yang dibutuhkan untuk proses pengeringan tidak terlalu
rumit. Alat-alat tersebut berupa kompor berbahan bakar minyak tanah atau batu
bara dan rak pengering dalam berbagai bentuk dan ukuran yang dapat juga dibuat
sendiri dengan ukuran yang dibutuhkan. Selain beberapa alat yang telah disebutkan
tadi ada juga alat yang lebih modern dan canggih yaitu pengering yang
dilengkapi dengan sel penangkap sinar matahari.
2.2
Metode Penggaraman/pengasinan dan pengeringan
Teknologi penggaraman biasanya tidak digunakan sebagai metode
pengawetan tunggal, biasanya masih dilanjutkan dengan proses pengawetan lain
seperti pengeringan ataupun dengan perebusan. Pada dasarnya, metode penggaraman
ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu penggaraman kering (Dry
Salting), penggraman basah (WetSalting) dan Kench Salting.
2.2.1 Penggaraman Kering (Dry Salting)
Metode penggaraman kering menggunakan kristal garam yang
dicampurkan dengan ikan. Pada umumnya, ikan yang berukuran besar dibuang isi
perut dan badannya dibelah dua. Dalam proses penggaraman ikan ditempatkan
didalam wadah yang kedap air. Ikan disusun rapi dalam wadah selapis demi
selapis dengan setiap lapisan ikan ditaburi garam. Lapisan paling atas dan
paling bawah wadah merupakan lapisan garam. Garam yang digunakan pada proses
penggaraman umumnya berjumlah 10 % - 35 % dari berat ikan yangdigarami. Pada
waktu ikan bersentuhan dengan kulit / daging ikan (yang basah/berair), garam
itu mula-mula akan membentuk larutan pekat. Larutan ini kemudian akan meresap
kedalam daging ikan melalui proses osmosa. Jadi, kristal garam tidak langsung
menyerap air, tetapi terlebih dahulu berubah jadi larutan. Semakin lama larutan
akan semakin banyak dan ini berarti kandungan air dalam tubuh ikan semakin
berkurang.
2.2.2 Penggaraman Basah (Wet Salting)
Penggaraman basah menggunakan larutan garam 30 - 35 % (dalam
1liter air terdapat 30 – 35 gram garam). Ikan yang akan digaramidimasukkan
kedalam larutan garam tersebut, kemudian bagian atas wadah ditutup dan diberi
pemberat agar semua ikan terendam. Lama waktu perendaman tergantung pada ukuran
ketebalan tubuh ikan dan derajat keasinan yang diinginkan. Dalam proses osmosa,
kepekatan larutan garam akan semakin berkurang karena adanya kandungan air yang
keluar dari tubuh ikan, sementara itu molekul garam masuk kedalam tubuh ikan.
Proses osmosa akan berhenti apabila kepekatan larutan diluar dan didalam tubuh
ikan sudah seimbang.
2.2.3 Kench Salting
Pada dasarnya, teknik penggaraman ini sama dengan pengaraman
kering (dry salting) tetapi tidak mengunakan bak /wadah penyimpanan. Ikan
dicampur dengan garam dan dibiarkan diataslantai atau geladak kapal, larutan
air yang terbentuk dibiarkan mengalir dan terbuang. Kelemahan dari cara ini
adalah memerlukanjumlah garam yang lebih banyak dan proses
penggaramanberlangsung sangat lambat.
Ada dua metode pengeringan yang biasa dilakukan yaitu :
Pengeringan alami dan pengeringan mekanis. Keuntungan pengeringan alami antara
lain adalah tidak memerlukan peralatan dan keterampilan khusus tetapi memiliki
kelemahan yaitu membutuhkan tempat yang luas serta waktu pengeringan (suhu)
sulit dikendalikan. Keuntungan pengeringan mekanis antara lain : waktu
pengeringan (suhu) dapat dikendalikan dan tidak memerlukan tempat yang luas. Kelemahanpengeringan
mekanis antara lain membutuhkan sarana dan keterampilan khusus.
2.3
Tahapan Proses Pengeringan
Pengawetan
secara pengeringan dilakukan setelah dilakukan proses penggaraman. Tahapan dari
proses pengeringan terdiri dari pengangkatan ikan dari wadah yang membedakan
pengeringan ikan dengan sinar matahari langsung dan tanpa sinar matahari
langsung adalah sumber panas yang digunakan. Kita dapat menggunakan kompor
berbahan minyak tanah, batu bara ataupun listrik. Sedangkan prosesnya meliputi pencucian
bahan mentah, penggaraman, pembilasan, penggeringan, pendinginan
(diangin-anginkan) dan diikuti pengepakan sesuai kebutuhan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Pengeringan
Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama
dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua, yaitu metode pengeringan
secara alami dan metode pengeringan buatan / mekanis).
Metode pengeringan secara alami
adalah suatu proses pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan media angin
dan sinar matahari. Dalam pengeringan alam, ikan dijemur diatas rak-rak yang
dipasang miring (+15o) kearah datangnya angin dan diletakkan ditempat terbuka
supaya terkena sinar matahari dan hembusan angin secara langsung. Keunggulan
pengeringan alami adalah proses sangat sederhana, murah dan tidak memerlukan
peralatan khusus sehingga gampang dilakukan oleh semua orang. Pada proses
pengeringan ini, angin berfungsi untuk memindahkan uap air yang terlepas dari
ikan, dari atas ikan ke tempat lain sehingga penguapan berlangsung lebih cepat.
Tanpa adanya pergerakan udara, misalnya jika penjemuran ditempat tertutup
(tanpa adanya hembusan angin), pengeringan akan berjalan lambat. Selain tiupan
angin, pengeringan alami juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari pada
saat penjemuran berlangsung. Makin tinggi intensitasnya maka proses pengeringan
akan semakin cepat berlangsung begitupun sebaliknya.Oleh karena itu, proses
pengeringan alami sering terhambat pada saat musim penghujan karena intensitas
cahaya matahari sangat kurang. Karena lambatnya pengeringan, proses pembusukan
kemungkinan tetap berlangsung selama proses pengeringan.
Pada metode pengeringan secara mekanis, ikan disusun diatas
rak-rak penyimpanan didalam ruangan tertutup yang dilengkapi dengan beberapa
lubang ventilasi. Kedalam ruangan tersebut, ditiupkan hawa panas yang
dihasilkan dari elemen pemanas listrik. Hawa panas ditiupkan dengan sebuah
kipas angin atau blower supaya mengalir ke arah rak-rak ikan. angin yang
membawa uap air dari tubuh ikan akan keluar dari lubang-lubang ventilasi.
Pengeringan mekanis memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut :
1)
Ketinggian suhu, kelembaban dan kecepatan udara mudah diatur
2) sanitasi dan higiene lebih mudah dikendalikan
3) tidak memerlukan tempat yang luas
4)
waktu pengeringan menjadi lebih teratur (tidak terpengaruh oleh adanya musim
hujan
3.2
Definisi Penggaraman
Penggaraman adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengawetkan produk hasil perikanan dengan menggunakan garam. Garam yang
digunakan adalah jenis garam dapur (NaCl), baik berupa kristal maupun larutan.
Penggaraman adalah suatu
rangkaian proses pengawetan ikan dengan cara mencampurkan garam dengan ikan
baik dalam bentuk kristal maupun larutan garam. Garam yang dicampurkan dengan
ikan akan menyerap kandungan air dalam tubuh ikan sehingga kegiatan metabolsme
bakteri didalam tubuh ikan akan dapat dihambat atau dihentikan. Untuk
menghasilkan produk penggaraman yang baik maka harus memperhatikan hal-hal
sebagai : pemilihan bahan baku, garam, wadah/alat/tempat yang digunakan, serta
memprhatikan aspek sanitasi dan higiene. Tahapan proses penggaraman terdiri
dari : persiapan peralatan, pemilihan bahan baku, penyortiran, pencucian,
penirisan, dan penggaraman.
Metode penggaraman dapat
diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu dry salting (penggaraman kering), wet
salting (penggaraman basah) dan kench salting (penggaraman kering tanpa wadah).
3.2.1 Persiapan
1) Penyediaan bahan baku.
-Ikan yang akan diproses sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis,
tingkat kesegaran dan ukuran ikannya. Hal ini dilakukan untuk penyeragaman
penetrasi garam pada saat penggaramanberlangsung
- Sediakan garam sebanyak 10 – 35 % dari berat total ikan yang
akan diproses, tergantung tingkat keasinan yang diinginkan. Sebaiknya, gunakan
garam murni (NaCl 99%) agar ikan asin berkualitas baik
2) Penyediaan peralatan
- Siapkan wadah bak kedap air yang
terbuat dari semen, kayu, fiber atau plastik. Bila proses penggaraman
menggunakan metode kench salting, wadah bak penggaraman tidak diperlukan-
Siapkan penutup bak sesuai ukuran bak dilengkapi dengan pemberat untuk membantu
agar semua ikan terendam dalam larutan garam
- Pisai atau golok yang tajam untuk membersihkan dan menyiangi
ikan
- Timbangan untuk menimbang ikan yang telah dibersihkan serta
jumlah garam yang dibutuhkan
- Keranjang plastik atau bambu untuk mengangkut ikan sebelum dan
setelah proses penggaraman
- Tempat penjemuran atau para-para yang tingginya kurang lebih 1
meter diatas permukaan tanah. Sebaiknya para-para dibuat miring 15 derajat ke
arah datangnya angin untuk mempercepat proses pengeringan.
3) Penanganan dan penyiangan
- Untuk mempermudah proses penanganan, tempatkan ikan
diwadah terpisah sesuai ukuran, jenis dan tingkat kesegaran
- Pada ikan berukuran besar, perlu dilakukan penyiangan
dengan membuang isi perut, insang dan sisik. Kemudian tubuh ikan dibelah
menjadi dua sepanjang garis punggung kearah perut. Hal ini dilakukan untuk
mempercepat proses penggaraman
- Pada ikan yang berukuran sedang, cukup dibersihkan insang,
sisik dan isi perut.Bagian badan tidak perlu dibelah.
- Pada ikan kecil seperti teri atau petek, cukup dicuci dengan air
bersih saja, tidak perlu disiangi.
- Proses pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir, agar
ikan benar-benar bersih
- Tiriskan ikan yang telah dicuci bersih dalam wadah keranjang
plastik atau bambu yang telah disediakan. Pada proses penirisan ini, ikan disusun
rapi dengan perut menghadap ke bawah agar tidak ada air yang menggenang
dirongga perutnya
-
Setelah ikan agak kering, timbanglah ikan agar dapat mengetahui jumlah garam
yang diperlukan dalam proses penggaraman
3.2.2 Tahapan proses penggaraman
1)
Metode dry salting
kemudian ditiriskan dan selanjutnya ikan dijemur dengan disusun
diatas para-para yang sudah disiapkan- Sediakan kristal garam sesuai dengan
jumlah ikan yang akan diproses. Untuk ikan besar sediakan garam 20 – 30 % dari
berat ikan, ikan ukuran sedang 15 – 20 % sedangkan ikan berukuran cukup 5 %.
Gunakan garam murni agar hasil olahannya
berkualitas baik.
- Taburkan garam ke dasar bak setebal 1 – 5 cm tergantung
jumlah ikan yang diolah. Lapisan ini berfungsi sebagai alas ikan pada saatproses
penggaraman
- Susunlah ikan dengan rapi diatas lapisan garam tadi. Usahakan
bagian perut ikan menghadap kebawah. Diatas lapisan ikan yang sudah tersusun,
taburkan kembali garam secukupnya. Lakukan itusampai semua ikan tertampung
didalam wadah, setiap lapisan ikan selalu diselingi oleh lapisan garam. Pada
lapisan atas ditebarkan
- Garam setebal 5 cm agar tidak dihinggapi lalat.
- Tutuplah bak atau wadah dengan papan yang telah diberi pemberat
agar proses penggaraman dapat berlangsung dengan baik. Ikan dengan tingkat
keasinan tertentu dapat diperoleh sebagai hasil akhir proses penggaraman.
-Selesainya proses penggaraman ditandai dengan adanya perubahan
tekstur, daging ikan menjadi kencang dan padat. Lamanya penggaraman tergantung
jenis, ukuran dan tingkat kesegaran ikan. Walau demikian, umumnya proses
penggaraman dapat berlangsung 1 – 3 hari untuk ikan ukuran besar, 12 – 24 jam
untuk ikan ukuran sedang dan 6 – 12 jam untuk ikan ukuran kecil
-
Langkah selanjutnya, ikan diangkat dari tempat penggaraman. Ikan dicuci dan
dibersihkan dari kotoran yang menempel.
3.3
Prosedur Penggaraman
Ikan dipisahkan berdasarkan jenis,ukuran dan tingkat
kesegaranrannya
Ikan disiangi bagian sisik, isi perut dan insang.Kemudian dicuci
sampai bersih
Ikan digarami dengan metode wet salting,dry salting, ataupun kench
salting
Lama penggaraman dipengaruhi oleh metode yang digunakan, ukuran
dan tingkat
kesegaran ikan
Setelah dilakukan proses penggaraman dilakukan proses pengeringan.
Cara yang umum digunakan untuk mengeringkan ikan adalah dengan menguapkan air
dari tubuh ikan, yaitu dengan menggunakan hembusan udara panas. Dengan hawa
panas ini, akan terjadi penguapan air dari tubuh ikan dari mulai permukaan
hingga ke bagian dalam tubuh ikan. Kecepatan penguapan atau pengeringan dipen garuhi
beberapa faktor antara lain :
1) Kecepatan udara. Semakin cepat udara maka
ikan akan semakin cepat kering
2) Suhu udara. Makin tinggi suhu udara maka penguapan
akan semakin cepat
3) Kelembaban udara. Makin lembab udara, proses
penguapan akan semakin lambat
4) Ketebalan daging ikan. Makin tebal daging ikan,
proses pengeringan makin berjalan lambat
5) Arah aliran udara terhadap tubuh ikan. Makin kecil
sudut arah udara terhadap posisi tubuh ikan maka ikan semakin cepat kering
6)
Sifat / kandungan tubuh ikan. Ikan yang berkadar lemak tinggi akan lebih sulit
dikeringkan.
3.4
Prosedur Pengeringan
Setelah
selesai proses penggaraman, keluarkan ikan dari wadah penggaraman
Cuci dan bersihkan ikan dari kotoran serta sisa-sisa garam yang
menempel ditubuhnya
Masukkan ikan ketempat pengeringan pengeringan alami atau
pengeringan mekanis
Lama pengeringan dipengaruhi oleh jenis pengeringan yang digunakan
serta ukuran
ikan yang dikeringkan
Setelah kering, ikan disortir berdasarkan kualitasnya dan dikemas
dengan baik untuk
menghindari
kerusakan selama penyimpanan
3.5
Penyimpanan dan Pengemasan
Produk
ikan asin kering yang sudah jadi perlu dijaga kualitasnya selama proses
penyimpanan, transportasi dan distribusi sehingga harga jual bisa tidak
menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengepakan dan pengemasan yang baik
supaya kualitasnya tidak menurun. Pengemasan bisa dilakukan dengan menggunakan
bahan kayu, kertas, kardus ataupun plastik. Bahan-bahan yang digunakan selama
proses pengemasan dan pengepakan disesuaikan dengan keperluan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam tahap penyimpanan adalah :
1) Ruang penyimpan harus bersih, kering dan sejuk
2) Sirkulasi udara lancar, sehingga menghilangkan bau-bau yang
tidak sedap
3) Ikan kering dibongkar dan dijemur kembali bila terjadi
kelembaban yang tinggi
4) Bahan lain yang dapat menjadi bahan pencemar seperti pestisida,
minyak tanah dan sebagainya, tidak disimpan didekat ikan asin.
BAB IV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengeringan adalah suatu proses
pengawetan yang telah lama dilakukan, pengeringan pada ikan biasanya dengan
menguapkan air dari tubuh ikan, yaitu dengan menggunakan hembusan udara panas.
Penggaraman adalah suatu
rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengawetkan produk hasil perikanan
dengan menggunakan garam.
Metode penggaraman dapat
diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu dry salting (penggaraman kering), wet
salting (penggaraman basah) dan kench salting (penggaraman kering tanpa wadah).
Metode pengeringan ada dua,
yaitu pengeringan secara alami dan pengeringan secara mekanis Pengeringan
dilakukan setelah dilakukannya proses penggaraman Proses secara keseluruhan
dalam pembuatan ikan asin: pencucian bahan mentah, penggaraman, pembilasan,
penggeringan, pendinginan (diangin-anginkan) dan diikuti pengepakan sesuai
kebutuhan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar